Sebuah tipuan yang menyebabkan kerugian materi, rasa malu, atau ketidaknyamanan mungkin bisa dianggap sebagai gangguan. Namun, beberapa kebohongan yang paling merusak dan memalukan adalah kebohongan yang memanipulasi emosi orang dan kemarahan dunia. Berikut adalah beberapa hoax paling memalukan.
1. Anak laki-laki dalam balon udara
Falcon Heene |
2. Protokol Zion
Protokol Zion |
3. Serangan Tawana Brawley
Pada 1987 Amerika dihebohkan dengan berita tragis seorang gadis kulit hitam bernama Tawana Brawley, yang mengatakan dia telah diperkosa oleh enam orang kulit putih, termasuk beberapa petugas polisi. Pendeta Al Sharpton dan yang lainnya semakin memanasi ketegangan rasial dan menuduh polisi menutupi masalah tersebut. Tahun berikutnya, setelah dilakukan penyelidikan panjang, hakim menyimpulkan bahwa gadis itu telah berbohong. Seorang jaksa asal New York berhasil menggugat Brawley dan Sharpton karena pencemaran nama baik dalam kasus SARA yang tetap ada hingga saat ini.
4. ‘Innocence of Muslims’
Cuplikan film “Innocence of Muslims” baru-baru ini menyebabkan huru-hara karena penggambaran Nabi Muhammad sebagai seorang playboy, penganiaya anak dan penjahat. Beberapa orang Amerika tewas dalam aksi protes yang berkaitan dengan film tersebut. Sampai saat ini masih belum jelas apakah film itu benar-benar ada. Produser menipu para aktor dan kru, kemudian mengisi suara dengan kata-kata yang menghina Islam. Ada atau tidaknya film anti-Islam tersebut, banyak orang yang meyakini film tersebut memang ada, dan menimbulkan korban jiwa.
5. Kepanikan Satanik
"Satan's Underground: The Extraordinary Story of One Woman's Escape" adalah memoar 1991 yang ditulis oleh seorang wanita bernama Lauren Stratford. Dia menggambarkan pengalamannya dalam kultus setan. Buku Stratford menyertakan penggambaran mengerikan ritual pembunuhan bayi, pornografi, penyiksaan, pemerkosaan dan penganiayaan lainnya. Stratford mengaku secara terus-menerus disiksa secara fisik dan seksual oleh orang tuanya serta dipaksa melacur.
Buku tersebut laris manis, dan berperan penting dalam memicu histeria “kepanikan Satanik” yang melanda seluruh Amerika pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Namun cerita itu ternyata hanya kebohongan. Stratford sebenarnya nama palsu yang digunakan oleh seorang wanita bernama Rose Laurel Willson, dan tidak ada satu pun kata-katanya yang benar. Setiap detail sensasi hanya karangan. Stratford kemudian mengubah namanya dan mulai mengaku menjadi korban Holocaust Yahudi.
(sumber berita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar